Rabu, 03 Maret 2010

SEKOLAH KHUSUS ANAK JALANAN

Posted by nailalegra Published in ilmu sosial dasar Dikehidupan yang memasuki era globalisasi dan cybernetic seperti saat ini. Sudah pasti pendidikan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk pedoman diri dalam mengarunginya. Tak peduli dengan berbagai elemen masyarakat yang ada, pendidikan dengan segudang ilmu untuk melihat dunia yang lebih luas haruslah diayomi. Hal ini tak menjadi masalah bagi mereka kaum masyarakat yang berkucupan dalam ekonomi, kemapanan dan berpengetahuan akan pentingnya pendidikan, namun bagi mereka yang tinggal dan hidup di jalan, jelas duduk di bangku sekolah untuk sesuap ilmu adalah sesuatu yang hanya membuang – buang waktu saja. Mereka berpikir, sekolah bertujuan untuk mencari uang yang lebih banyak, untuk apa hanya berdiam diri bersusah payah menunggu untuk itu, sementara mereka sudah dapat mencari uang dengan cara mengumpulkan sampah, mengamen, ataupun mengemis sejak kapan pun mereka mau mendapatkannya. Inilah yang menjadi problem di dunia pendidikan Indonesia saat ini. Untuk kaum yang seperti itu, hanyalah membutuhkan perhatian lebih tentang kondisi mereka yang mereka alami setiap hari, jangankan berpikir untuk sekolah, untuk makan sehari – hari mereka pun sulit untuk memenuhinya. Saat ini, sudah banyak yang sadar dan peduli dengan hal ini, banyak forum – forum atau bahkan lembaga – lembaga yang berinisiatif menyelamatkan anak – anak bangsa akan hak mereka tentang pendidikan. Salah satunya adalah dengan membuka sekolah sekolah khusus untuk anak jalanan. Salah satu potret yang membenarkan seperti yang terjadi di Solo. Sepertinya para anak yang hidup di jalanan Kota Solo patut bersorak gembira saat ini. Pasalnya, bangku pendidikan yang senantiasa diimpikan oleh setiap anak dan mungkin tidak dibayangkan bisa diraih oleh anak jalanan. Saat ini di Solo sudah hadir satu sekolah yang mampu mengakomodasi mimpi para anak jalanan. Adalah Sekolah Kita, yakni sekolah untuk anak jalanan yang dikelola Lembaga Pemberdayaan Perempuan dan Anak Pinggiran (PPAP) Seroja di Petoran, Jebres,. Sekolah yang diresmikan secara langsung oleh Menteri Sosial (Mensos) RI Salim Segaf Al-Jufri, saat ini telah menampung 20 anak jalanan dari berbagai sudut Kota Solo. Peserta didik di Sekolah Kita terdiri dari para anak usia di bawah 18 tahun yang selama ini hidup di jalanan. Mereka dengan aktivitas sebagai pengamen atau pengemis. Sekolah Kita juga memfokuskan untuk anak jalanan yang belum pernah mengenyam bangku sekolah formal atau korban putus sekolah. Meski begitu ternyata para siswa Sekolah Kita tidak seluruhnya berdomisili asli Kota Solo, ada pula anak jalanan yang berasal dari luar daerah Solo seperti Klaten hingga Pacitan, Jawa Timur. Meski sudah menetap, untuk menjamin kedatangan para tamu kecil ini, PPAP Seroja pun menyediakan fasilitas antarjemput siswa untuk menjangkau Sekolah Kita. Jadwal belajar setiap pekan, pada hari Senin, Rabu, dan Jumat. Sedangkan jam pelajaran akan dimulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB. Sebagai materi pembelajaran di sekolah, diberikan 20 persen materi akademik dan 80 persen berupa materi keterampilan. Sekolah Kita juga menyediakan pengajar dari luar seperti untuk pengajar desain, menggambar, dan musik, agar dapat mengembangkan kreativitas anak juga. Sekolah Kita tampaknya tidak senantiasa berjalan lancar sebab mereka juga dihadapkan kendala pada rendahnya motivasi menyekolahkan anak pada orangtua anak jalanan tersebut. Ada anak yang ingin sekolah tetapi orangtuanya tidak mengizinkan karena alasan ekonomi. Pihak PPAP Seroja pun gencar memberikan sosialisasi kepada orangtua anak jalanan tentang pentingnya pendidikan. Sebab, yang paling utama adalah bagaimana merubah pikiran orangtua dan anak jalanan agar memiliki motivasi dan pemikiran jauh ke depan. Mencoba menumbuhkan pemikiran mereka untuk mau berpikir ke depan, agar meski orangtua mereka sebagai pengamen anaknya harus memiliki motivasi meraih pekerjaan lebih baik dari orangtuanya kini. Sekadar catatan anak jalanan di Sekolah Kita mendapatkan pendidikan tanpa dipungut biaya sepeser pun, bahkan mereka mendapatkan seragam sampai alat pembelajaran gratis. sumber: google Sekolah Anak Jalanan Pandu (3tahun), yang sehari-hari menemani ibunya, Sisri (kanan) yang seorang pengamen, mengikuti sekolah khusus untuk anak jalanan di Solo, Jumat (4/12). Sekolah khusus Anak Jalanan tersebut gratis dan berlangsung setiap hari Senin, Rabu, Jumat, materi yang diberikan 20 persen materi pendidikan formal sisanya ketrampilan. ( Sumber : Harianjoglosemar.com ) Antara.co.id

1 komentar: